JAKARTA, SURYA INDONESIA, – Program Makan Bergizi Gratis, Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah, serta Swasembada Pangan terpilih menjadi Top 3 Program Prabowo-Gibran dengan skor positif paling tinggi. Sementara Wacana Pilkada akan dipilih oleh DPRD menjadi Top 1 isu yang skor negatifnya paling buruk.
Ini salah satu temuan riset LSI Denny JA menyambut 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Seratus hari pertama pemerintahan adalah momen awal ketika janji seorang presiden dibuktikan, dan visi seorang pemimpin diuji.
Itulah mengapa 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran menarik perhatian, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga dunia internasional.
Dalam sejarah politik modern, periode ini adalah masa krusial di mana kepercayaan rakyat terbentuk atau terguncang.
Bukan hanya retorika yang dinilai, tetapi tindakan nyata yang memberi dampak pada masyarakat luas.
Publikasi survei terbaru oleh Kompas menunjukkan bahwa approval rating atau tingkat kepuasan terhadap 100 hari Prabowo-Gibran berada di atas 80 persen.
Angka ini sangat tinggi, bahkan untuk ukuran global, mencerminkan harapan besar masyarakat terhadap pasangan pemimpin ini.
Namun, angka tersebut hanyalah satu cara untuk membaca situasi.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menggali lebih dalam tentang 100 hari pemerintahan ini.
Dengan mengidentifikasi Top 9 Program Positif dan Top 3 Program Negatif, LSI memberikan gambaran komprehensif tentang kebijakan yang diterima atau ditolak masyarakat berdasarkan kriteria yang terukur dan relevan.
Metode ini memperlihatkan bukan hanya angka, tetapi juga substansi. Akan mulai terlihat dampak kebijakan terhadap masyarakat, relevansi program dengan tantangan utama bangsa, serta bagaimana masyarakat meresponsnya melalui sentimen publik dan analisis mendalam.
Ini adalah cara baru untuk memahami keberhasilan dan tantangan awal sebuah pemerintahan. Info ini menciptakan peta yang lebih jujur tentang apa yang telah diraih dan apa yang masih perlu diperbaiki.
Dengan demikian, 100 hari pertama Prabowo-Gibran bukan hanya tentang angka kepuasan, tetapi tentang bagaimana mereka merespons kebutuhan rakyat dan merumuskan visi yang dapat bertahan di tengah kompleksitas tantangan nasional dan global.
-000-
LSI menggunakan dua pendekatan untuk menghasilkan laporan ini: LSI Weight Scoring Model dan Aplikasi LSI Internet.
Weight Scoring Model adalah pendekatan evaluasi berbasis bobot, yang dirancang untuk menilai kebijakan secara holistik. Ia dikembangkan banyak peneliti, antara lain, Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an.
Dengan datangnya teknologi digital dan Artificial Intelligence, LSI Denny JA mengembangkan model ini.
Untuk 100 Hari Prabowo-Gibran, kami memberi porsi proporsional pada lima dimensi utama: dampak strategis, dampak langsung, keberlanjutan, sentimen publik, dan dukungan politik.
Dengan memberi bobot pada setiap aspek, model ini mencerminkan realitas kompleks sebuah kebijakan, baik dari sisi teknokratis maupun persepsi masyarakat.
Keunggulan utamanya terletak pada keadilan evaluasi—menggabungkan data kuantitatif dan kualitas dampak.
Inovasi ini, disertai aplikasi digital, menjadikan Weight Scoring Model sebagai alat yang revolusioner, membuka wawasan baru dalam membaca keberhasilan atau kegagalan pemerintahan di era modern.
Model pertama menentukan ranking program positif melalui kriteria berbobot yang mencakup dampak strategis (30%), dampak langsung (25%), keberlanjutan dan efisiensi (20%), sentimen publik (15%), serta dukungan politik dan internasional (10%).
Setiap kebijakan diberi skor 1-9. Nilai 9 untuk skor paling positif.
Kriteria dipilih berdasarkan relevansi isu terhadap tantangan nasional seperti stunting, ketahanan pangan, dan reformasi pendidikan. Bobot ditetapkan untuk memastikan keadilan dalam mengevaluasi dampak langsung dan strategis, serta sentimen publik.
Model kedua menganalisis frekuensi serta sentimen percakapan daring antara 20 Desember 2024 hingga 20 Januari 2025.
Kombinasi metodologi ini memberikan gambaran kuantitatif dan kualitatif terhadap program yang dievaluasi.
-000-
9 Program Positif Prabowo-Gibran dan Alasannya
1. Program Makan Bergizi Gratis (Skor 8,4)
Program ini menempati peringkat pertama karena dampaknya yang langsung terhadap pengurangan stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat, mendukung kualitas generasi mendatang.
Efeknya juga akan terasa pada perekonomian melalui peningkatan permintaan pangan lokal.
Lebih jauh, program ini adalah simbol dari pemerintahan yang berorientasi pada kebutuhan dasar manusia.
Ketika anak-anak dapat tumbuh sehat dengan asupan nutrisi yang cukup, mereka memiliki kesempatan untuk belajar lebih baik, bekerja lebih produktif, dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Program ini juga memancarkan nilai kemanusiaan: memastikan tidak ada anak yang tertinggal hanya karena kemiskinan. Namun, tantangan distribusi dan keberlanjutan pembiayaan tetap menjadi ujian utama.
2. Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah (Skor 8,0)
Program ini memperbaiki infrastruktur pendidikan, mengurangi kesenjangan akses antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta meningkatkan kualitas belajar.
Program ini mencerminkan komitmen pemerintah terhadap keadilan sosial. Ketika seorang anak di pedesaan dapat belajar di ruang kelas yang layak, mereka diberi kesempatan untuk bermimpi lebih besar.
Pendidikan adalah fondasi untuk membangun masa depan bangsa, dan investasi pada infrastruktur sekolah bukan hanya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, tetapi juga memberdayakan guru dan siswa untuk memberikan serta menerima yang terbaik.
3. Swasembada Pangan (Skor 7,8)
Fokus pada pengurangan impor pangan, peningkatan ketahanan pangan, dan dukungan terhadap petani lokal menjadikan program ini sangat strategis untuk jangka panjang.
Swasembada pangan adalah cerminan kemandirian bangsa. Dalam dunia yang semakin rentan terhadap krisis global, kemampuan untuk memproduksi kebutuhan pokok sendiri adalah bentuk ketahanan nasional.
Selain itu, program ini adalah penghormatan bagi petani yang telah lama menjadi tulang punggung bangsa. Namun, keberhasilan jangka panjangnya membutuhkan sinergi antara teknologi pertanian, edukasi petani, dan stabilitas kebijakan.
4. Peningkatan Kesejahteraan Guru (Skor 7,8)
Dengan meningkatkan kesejahteraan guru, pemerintah memperkuat motivasi dan kualitas pendidikan, menunjukkan komitmen serius pada sektor pendidikan.
Guru adalah pilar utama pendidikan. Dengan memberikan kesejahteraan yang layak, pemerintah tidak hanya memenuhi hak mereka, tetapi juga menghormati peran mereka dalam membentuk generasi mendatang.
Motivasi guru yang tinggi berbanding lurus dengan kualitas pengajaran. Program ini menegaskan bahwa investasi pada manusia—khususnya mereka yang mendidik anak-anak bangsa—adalah investasi yang tak ternilai harganya.
5. Kenaikan Upah Minimum Nasional (Skor 7,8)
Peningkatan daya beli masyarakat dan stabilitas sosial menjadikan program ini relevan secara ekonomi dan sosial.
Langkah ini memberikan napas baru bagi pekerja yang selama ini berada di batas kemampuan ekonomi. Dengan daya beli yang meningkat, roda perekonomian berputar lebih cepat, menciptakan efek domino positif pada sektor perdagangan dan jasa.
Program ini juga mengurangi ketimpangan ekonomi, memberikan rasa keadilan bagi mereka yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga.
-000-
6. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Skor 7,8)
Program ini memperkuat posisi diplomasi ekonomi Indonesia, membuka peluang investasi global, dan mendukung agenda reformasi sistem keuangan internasional.
Keanggotaan BRICS adalah bukti bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam tatanan ekonomi dunia. Dengan bergabung dalam kelompok ini, Indonesia dapat menjadi suara penting bagi negara berkembang, memperjuangkan sistem keuangan yang lebih inklusif.
Lebih dari itu, BRICS menawarkan peluang kerja sama teknologi, perdagangan, dan investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
7. Program Transisi Energi Hijau (Skor 7,7)
Meskipun dampaknya belum terlihat langsung, program ini mendukung keberlanjutan global, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi emisi karbon.
Transisi energi hijau bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal keadilan antargenerasi. Dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, Indonesia berkontribusi pada masa depan bumi yang lebih sehat.
Program ini juga membuka peluang baru dalam sektor energi terbarukan, memberikan lapangan kerja di bidang yang berkelanjutan. Meski jalan masih panjang, langkah ini adalah awal yang penting.
8. Pemberantasan Judi Online (Skor 7,3)
Penegakan hukum pada isu sosial ini meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan digital.
Judi online adalah salah satu ancaman sosial yang merusak fondasi moral masyarakat. Dengan memberantasnya, pemerintah tidak hanya melindungi masyarakat dari dampak finansial negatif, tetapi juga menciptakan ruang digital yang lebih aman.
Ini adalah pesan bahwa pemerintah serius dalam menegakkan hukum, tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya yang semakin kompleks.
9. Penurunan Harga Tiket Transportasi Publik (Skor 7,2)
Program ini memberikan manfaat langsung dengan meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi beban biaya transportasi masyarakat.
Transportasi publik yang terjangkau adalah fondasi mobilitas masyarakat. Ketika harga tiket turun, masyarakat dari berbagai lapisan memiliki akses yang lebih besar untuk bergerak, baik untuk bekerja, belajar, maupun menjalani kehidupan sehari-hari.
Program ini menciptakan peluang ekonomi baru, menghubungkan daerah yang sebelumnya terisolasi, dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, yang juga baik bagi lingkungan.
-000-
Kriteria Program Negatif dan Pembobotan
Sebaliknya, ikut dinilai pula wacana (baru di tahap inisiasi) atau kebijakan yang dianggap negatif. Itu dievaluasi berdasarkan dampak terhadap demokrasi (30%), implikasi fiskal dan ekonomi (25%), resistensi publik dan kontroversi (20%), efisiensi dan efektivitas (15%), serta dampak terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial (10%).
Kriteria ini mencerminkan bahwa kebijakan pemerintah harus tidak hanya efektif, tetapi juga etis dan adil.
Kebijakan yang mengabaikan prinsip-prinsip ini cenderung menuai kritik keras dari masyarakat maupun komunitas internasional.
Tiga Wacana dan Program Negatif Prabowo-Gibran dan Alasannya
1. Usulan Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD (Skor -7,9/minus 7,9)
Kebijakan ini mendapat kritik tajam karena melemahkan partisipasi langsung masyarakat, meningkatkan risiko korupsi, dan menimbulkan resistensi publik.
Lebih jauh, wacana ini mengundang pertanyaan mendasar tentang komitmen pemerintah terhadap prinsip demokrasi.
Hak memilih adalah esensi dari kedaulatan rakyat. Ketika hak ini direnggut, rakyat merasa kehilangan kendali atas pemimpin yang akan memengaruhi kehidupan mereka secara langsung.
Selain itu, mekanisme pemilihan melalui DPRD membuka celah yang lebih besar untuk praktik politik transaksional, yang merusak kepercayaan terhadap lembaga pemerintahan.
2. Pembentukan Kabinet Jumbo (Skor -6,8)
Kabinet yang terlalu besar dianggap inefisien, membebani anggaran, serta memicu konflik kepentingan jika didasarkan pada hutang budi politik semata.
Kabinet yang besar tidak selalu mencerminkan kekuatan, melainkan sering kali simbol dari beban. Penambahan kementerian atau pejabat baru tanpa perencanaan yang matang berisiko menciptakan birokrasi yang lamban dan tidak efektif.
Ini juga menimbulkan persepsi bahwa pengangkatan dilakukan lebih untuk membayar dukungan politik daripada memenuhi kebutuhan pemerintahan.
Efisiensi harus menjadi prinsip utama dalam struktur kabinet, untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan menghasilkan manfaat nyata bagi rakyat.
3. Penghapusan Piutang Macet UMKM (Skor -5,7)
Kebijakan ini memicu moral hazard, mengurangi likuiditas lembaga keuangan, dan dinilai tidak adil bagi debitur yang patuh.
Meskipun niatnya baik untuk membantu UMKM yang kesulitan, kebijakan ini berisiko menciptakan preseden yang salah.
Debitur lain mungkin merasa bahwa kewajiban finansial dapat diabaikan dengan harapan akan ada penghapusan di masa depan. Ini melemahkan kedisiplinan keuangan dan merugikan lembaga keuangan yang harus menanggung risiko lebih besar.
Selain itu, kebijakan ini dianggap tidak adil bagi pelaku usaha yang selama ini memenuhi kewajiban mereka meskipun menghadapi kesulitan.
-000-
Data terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan dominasi dua figur utama pemerintahan. Yaitu Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dalam diskusi online selama 20 Desember 2024 hingga 20 Januari 2025.
Dengan 230.914 percakapan daring, Prabowo Subianto diposisikan jauh di atas ketua umum partai politik lainnya.
Bahkan, jumlah ini lebih besar dari total percakapan gabungan seluruh ketua umum partai lainnya. Megawati Soekarnoputri, di posisi kedua, hanya mencapai 33.495 percakapan, diikuti oleh Bahil Lahadalia (8.223 percakapan) dan Zulkifli Hasan (7.325 percakapan).
Wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka mencatat 43.530 percakapan daring, jumlah yang signifikan dibandingkan menteri-menteri utama dalam kabinet.
Di urutan kedua setelah Gibran, Erick Thohir mencatat 21.223 percakapan, disusul oleh Sri Mulyani (12.210 percakapan) dan Muetya Hafid (6.582 percakapan).
Frekuensi percakapan daring adalah cerminan dari dua hal: relevansi kebijakan dan daya tarik personal.
Prabowo, dengan posisinya sebagai presiden, secara natural memimpin diskusi.
Namun, dominasi yang ekstrem ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya diukur sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai figur politik yang terus memengaruhi narasi bangsa.
Sementara itu, Gibran menunjukkan bagaimana generasi baru kepemimpinan dapat mengintegrasikan tradisi dengan inovasi, memanfaatkan kehadiran digital untuk menjadi tokoh sentral dalam diskursus publik.
Perbedaan jumlah percakapan antara Gibran dan para menteri lainnya menunjukkan kekuatan personal branding yang efektif.
Namun, angka-angka ini juga menjadi pengingat bahwa perhatian publik adalah pedang bermata dua.
Dominasi dalam diskusi daring dapat membawa pujian yang tinggi, tetapi juga mengundang kritik yang tajam.
-000-
Temuan lain yang penting adalah catatan dua hal.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi primadona dengan ambisi besar untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas generasi mendatang.
Namun, di balik potensi besar tersebut, program ini menghadapi tantangan yang tidak kecil.
1. Tantangan Implementasi yang Kompleks
Distribusi yang tidak merata di wilayah terpencil menjadi salah satu kendala utama. Infrastruktur yang belum sepenuhnya siap menyebabkan keterlambatan realisasi program di beberapa tempat.
Logistik yang terhambat ini menciptakan kesenjangan dalam manfaat yang diterima masyarakat.
2. Isu Anggaran dan Keberlanjutan
Biaya besar yang diperlukan memunculkan kekhawatiran tentang sumber pendanaan yang stabil. Ketergantungan pada impor bahan pangan juga dikhawatirkan dapat melemahkan upaya swasembada dan kemandirian nasional.
3. Komunikasi Publik yang Kurang Efektif
Kritik dari oposisi dan narasi negatif di media sosial menjadi tantangan tambahan. Isu seperti keracunan anak-anak di beberapa wilayah, meskipun insiden kecil, berpotensi memperburuk persepsi publik terhadap program ini.
Program ini, meski masih menjadi kebijakan unggulan, membutuhkan langkah-langkah perbaikan agar dapat mencapai potensinya yang sesungguhnya.
Komunikasi yang lebih baik, perbaikan logistik, dan pendanaan yang berkelanjutan adalah kunci keberhasilan ke depannya.
Isu lainnya soal potensi Prabowo menjadi Pemimpin Asia yang Dikenang
Prabowo memiliki potensi menjadi pemimpin Asia yang dikenang, seperti Lee Kuan Yew, Mahathir Mohamad, dan Deng Xiaoping.
Tiga syarat utama dirumuskan untuk mewujudkan visi ini.
1. Transformasi Ekonomi yang Berkelanjutan
Seperti Deng Xiaoping yang mengubah China menjadi kekuatan ekonomi global, Prabowo diharapkan mampu membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Langkah ini membutuhkan reformasi besar di sektor industri, teknologi, dan energi terbarukan. Kemandirian ekonomi melalui pengembangan industri lokal dan investasi hijau adalah fondasi dari transformasi ini.
2. Kepemimpinan Visioner dan Stabilitas Politik
Kepemimpinan visioner, seperti yang ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew, adalah elemen kunci. Prabowo perlu menunjukkan visi jangka panjang yang mencakup reformasi hukum, efisiensi birokrasi, dan integrasi sosial.
Stabilitas politik di dalam negeri akan menjadi landasan untuk memperkuat peran Indonesia di dunia internasional. Di era sekarang, syarat ini ditambah lagi dengan tumbuhnya politik demokrasi dalam negeri.
3. Pengaruh Internasional yang Kuat
Seperti Mahathir Mohamad yang menjadi suara berpengaruh di Asia, Prabowo perlu memperkuat posisi Indonesia di ASEAN dan forum global.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS dapat menjadi titik awal untuk menunjukkan kepemimpinan yang kuat, mendorong reformasi sistem keuangan global yang lebih inklusif.
Dalam seratus hari pertama, Prabowo-Gibran mencatatkan langkah awal yang menjanjikan.
Approval rating di atas 80 persen menjadi bukti kuat dukungan rakyat, didukung oleh Top 9 program strategis yang mencakup transformasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan.
Namun, seperti buku yang baru dibuka, 100 hari ini hanyalah sekapur sirih.
Tantangan sesungguhnya ada di bab-bab berikutnya. Akankah visi mereka tetap kokoh? Akankah mimpi besar itu menjelma nyata?
Sejarah menunggu jawaban. Hanya waktu yang akan menentukan apakah Prabowo-Gibran menulis kisah mereka dengan tinta emas.
Dari penilaian weight scoring model di atas, Prabowo-Gibran sangat tidak disarankan mengambil godaan, mengembalikan Pilkada dipilih DPRD. Kebijakan ini segera menjadi titik balik kepuasan rakyat, dan justru akan memperkuat barisan oposisi.
100 hari ini hanyalah kepak sayap pertama seekor burung melintas lautan. Ia dinilai bagus sejauh terhubung cepat ke pantai harapan.
Yaitu Indonesia menjadi negara keempat terbesar dunia secara ekonomi di tahun 2045, ketika kemerdekaan Indonesia berusia 100 tahun. ***)
Reposted: suryaindonesia.net
Jakarta, 24 Januari 2025
Note:
Riset terbaru Januari 2025
100 HARI PRABOWO-GIBRAN
(Ranking Respon Positif dan Negatif)
– Detil riset dapat diakses dari link ini:
https://drive.google.com/file/d/1CgEhaItuBYAGpCtDFgkB2haiFjIhGiqJ/view?usp=drivesdk