Antara”, Adat, Empati serta Kemanusiaan !! Dipertanyakan: Viral Duka Sepi Iringan di Tabanan

Antara ", Adat, Empati serta Kemanusiaan , Dipertanyakan: Viral Duka Sepi Iringan di Tabanan

Peristiwa11 Dilihat

Tabanan  , Surya Indonesia.net – Sebuah kisah pilu yang berujung viral di Jagat media sosial dan tengah menjadi sorotan warga Tabanan. Seorang pria mengaku istrinya yang telah meninggal dunia tidak mendapat penghormatan layak dalam prosesi adat, bahkan diduga mengalami kriminalisasi oleh oknum tertentu. Tuduhan ini memicu perdebatan panas, baik di dunia nyata maupun jagat maya.

Dalam pengakuannya, sang suami menyebut bahwa prosesi pengantaran jenazah istrinya minim kehadiran warga desa. Bahkan, iring-iringan jenazah hanya disaksikan sebagian besar warga dari pinggir jalan tanpa partisipasi aktif. Hal ini menjadi sorotan karena biasanya dalam tradisi adat Bali, dukungan masyarakat sangat besar dalam prosesi semacam ini.

Bendesa Adat Bedha: Ada Masalah Keterlibatan Sosial
Menanggapi viral nya isu ini, Bendesa Adat Desa Bedha mengungkapkan bahwa narasi yang berkembang di media sosial tidak sepenuhnya mencerminkan situasi yang sebenarnya. Menurutnya, pihak adat telah berupaya menggerakkan warga, termasuk sekaa gong, namun hanya sedikit yang hadir.

“Kalau dalam kehidupan bermasyarakat tidak aktif, memang sulit saat ada kegiatan adat. Masalah ini jadi besar karena digunakan sebagai kedok politik di media sosial,” tegas Bendesa Adat Bedha,.Ia juga menyarankan agar warga lebih aktif dalam kegiatan adat demi menjaga keharmonisan di lingkungan.

Kelian Adat: Dukungan Adat Sudah Diberikan
Sementara itu, Kelian Adat Br. Katimemes menjelaskan bahwa pihaknya telah menyanggupi permintaan warga terkait sekaa gong. Namun, ketidakhadiran sejumlah anggota di hari prosesi menjadi kendala yang sulit dihindari. “Kita sudah limpahkan ke adat, tetapi pada hari H banyak yang tidak hadir, entah karena alasan tertentu,” ujarnya.

Konflik Sosial atau Salah Paham?
Kepala lingkungan setempat juga menambahkan bahwa permasalahan ini mungkin dipicu oleh kurangnya komunikasi dan keterlibatan antara pihak keluarga duka dan masyarakat. Ia berharap agar kejadian ini tidak berlarut-larut dan menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk memperbaiki hubungan sosial di masyarakat.

Kasus ini masih terus menjadi perbincangan, baik di media sosial maupun di tingkat lokal. Diharapkan, titik temu antara pihak-pihak yang berselisih dapat segera ditemukan sehingga tradisi adat dan keharmonisan warga dapat terjaga. ( Ags )