Siswa SPMB Tidak Lolos, Orang Tua Siswa desa Pecoro Geruduk SMA Negeri 1 Rambipuji

Pendidikan33 Dilihat

Jember, Surya Indonesia.net,- Senin 30/6/2025.Di suasana pagi yang cerah di saat melaksanakan daftar ulang siswa yang diterima, Ujuk-ujuk SMA Negeri 1 Rambipuji di datangi tamu tak diundang. Masyarakat desa Pecoro khususnya orang tua yang putra putrinya tidak diterima, geruduk sekolah SMA Negeri 1 Rambipuji yang dikenal dengan nama SMARA.beralamatkan di jl. Durian no.30 desa Pecoro kec. Rambipuji kab. Jember

Sekitar pukul 08.00 WIB Sekitar 19 orang tua dan masyarakat berkumpul di balai desa Pecoro untuk melakukan demo di SMA Negeri 1 Rambipuji.Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, Kades beserta perangkat dan kasun turut mengawal acara tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB orang tua siswa berangkat menuju Sekolah SMA Negeri 1 Rambipuji, di dampingi Bpk kades dan perangkat desa Pecoro, untuk membantu mediasi antara orang tua siswa dan pihak Sekolah.

Supriyadi salah satu kasun desa Pecoro menjelaskan, Untuk penerimaan siswa tahun ini banyak orang tua wali murid merasa kebingungan dan was was, salah satunya sistem zonasi dan domisili. Kalo tahun kemarin banyak siswa terdekat di Terima di sekolah terdekat, untuk tahun ini banyak yang tersingkir di akibatkan oleh nilai yang tidak masuk, katanya sih seperti itu.

Kami ditugaskan oleh desa untuk mengawal aksi protes orang tua siswa yang tidak diterima di sekolah SMA Negeri Rambipuji yang bertempat di desa kami. Protes ini dilakukan oleh orang tua siswa yang merasa rumahnya dekat dengan sekolah kok bisa tidak diterima.Kami sebagai salah satu perangkat cuma bisa mengawal mediasi antara orang tua wali murid dan pihak sekolah.Semoga ada jalan keluar terbaik untuk warga kami dan sekolah, celetuk Supriyadi

Ibu Indah selaku perwakilan dari wali murid dusun bindung desa Pecoro memberikan pendapatnya dalam mediasi. Kami selaku warga desa tidak tahu aturan sistem yang sekarang. Cuma sebagai warga setempat kami berhak mendapatkan sekolah di daerah kami.

Kami mohon kepada pihak desa dan sekolah
sekiranya bisa memfasilitasi anak kami sekiranya bisa diterima di sekolah ini. Kami sangat bangga pada SMARA yang masuk dalam sekolah favorit di kecamatan Rambipuji.Dengan sistem yang sekarang kami sangat kecewa sekali, dikarenakan tidak berpihak pada anak warga setempat.Kami butuh solusi untuk anak- anak kami. Sekitar 27 anak yang tidak diterima di sekolah ini. Semuanya asli warga Pecoro dimana SMA Negeri ini berdiri. Ucap Indah sambil nangis.

Afandi humas SMA Negeri Rambipuji ( SMARA ) menjelaskan kepada pihak orang tua dan desa bahwasannya kami mengikuti aturan yang ada dari dinas terkait. Sistem yang dulu zona untuk masyarakat setempat yang jaraknya dekat bisa diterima. Untuk sistem yang sekarang domisili menggunakan peringkat nilai, nilai yang rendah secara otomatis akan tergeser. Sedangkan jarak tidak menjadi acuan.

Sebagai humas sekolah kami tetep akan menampung apa yang dikeluhkan wali murid terdekat yang tidak bisa masuk ke sekolah ini. Kami akan konfirmasi ke dinas terkait sekarang juga tentang kejadian hari, bahwasannya ada tuntutan dari masyarakat terdekat melakukan aksi protes tentang anaknya yang tidak bisa masuk ke sekolah ini. Syukur -syukur pihak dinas yang membuat aturan ini bisa bantu kami menyelesaikan masalah ini. Paling tidak bisa turun langsung ke sekolah kami untuk membantu menyelesaikan masalah ini berhadapan langsung dengan orang tua wali murid dan pihak desa sebagai mediasinya. Ungkap Afandi ( wito)