Denpasar , Surya Indonesia.net – Pemandangan di sejumlah pasar tradisional Kota Denpasar pada beberapa hari belakangan terus mengalami peningkatan volume konsumen. Ini adalah sebuah ‘tradisi’ rutin yang biasa berlangsung setiap menjelang bulan suci Ramadan, berbarengan dengan sejumlah komoditi yang merangkak naik.
Hal itu pun segera disikapi oleh Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau DPW Ikappi Bali yang menerangkan bahwa pada fase pertama kenaikan harga tersebut biasanya terjadi pada tiga hari sampai dengan sepekan menjelang Ramadan seperti yang telah diuraikan oleh Ketua Umum DPP Ikappi, Abdullah Mansuri.
“Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi,” ungkap Ketua DPW Ikappi Bali Sudadi Murtadho dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).
Tradisi di masyarakat yang terbiasa menyajikan makanan-makanan istimewa dalam menyambut awal Ramadan menurut Edo biasa di panggil, turut menjadi pemicunya. Oleh karena itu, ia berharap dalam fase pertama ini, pemerintah dapat menjaga pasokan bahan-bahan yang ada di pasar sehingga distribusi dapat terjaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki.
“Masa transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan. Selanjutnya terjadi lonjakan permintaan di penghujung Ramadan menuju ke Idul Fitri, apalagi di tahun ini hampir berbarengan dengan Hari Raya Nyepi yang biasanya masyarakat Bali Juga stok untuk kebutuhan sembako dihari raya tersebut.
di fase kedua banyak terjadi kendala di distribusi. Penyebabnya, beberapa suplai komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik Lebaran. “Ikappi berharap dalam fase tersebut, pemerintah juga dapat menjaga pasokan tetap aman dan distribusi lancar,” ujarnya.
“Fase ini juga rawan, kami berharap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2025, serta Hari Raya Nyepi” pintanya.
Di sisi lain, ia mengaku kenaikan beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan telah membuat Ikappi lebih bekerja keras dalam melakukan distribusi pangan. Sebab kenaikan permintaannya, kata edo, akan lebih dari 50 persen mulai fase pertama. Karena itu, ia meminta pemerintah lebih aktif dan lebih serius dalam menyelesaikan persoalan harga pangan yang terjadi saat ini.
( Ags )