Melihat hal tersebut korban tidak memperlihatkan reaksi berlebihan. Korban justru mendekati suaminya dan memberi uang untuk nyawer penari joget tersebut. Setelah larut malam, korban dan suami akhirnya pulang ke rumah.
Pada esok sore hari atau Sabtu (4/1/2025) pukul 17.00 Wita korban terlihat masih memberi makan ternak babi yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya. Di sisi lain sekira pukul 18.00 Wita, seorang tetangganya, Nyoman Parwata pergi ke tegalan untuk menyemprot lahan.
Nah, saat Nyoman Parwata melewati kandang, ia kaget melihat korban dalam kondisi tergantung di pohon waru menggunakan seutas tali plastik warna biru. Sontak Nyoman Parwata berteriak minta tolong, dan selang beberapa menit pihak keluarga datang dan selanjutnya menurunkan tubuh korban dalam kondisi sudah meninggal dunia. Kemudian peristiwa tersebut dilaporkan ke Polsek Kintamani.
Kapolsek Kintamani Kompol I Nengah Sukerna saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus bunuh diri tersebut. βMendapat laporan adanya kasus bunuh diri, petugas bersama tim medis langsung turun ke TKP,β ungkapnya, Minggu (5/1/2025).
Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Kintamani 2 ditemukan luka jerat di leher sepanjang 27 cm dimulai dari leher belakang kanan sampai bawah telinga kiri serta tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Kapolsek juga membenarkan dugaan korban mengakhiri hidupnya gegara cemburu karena menari dengan penari joget.
βKasus ini murni bunuh diri dan pihak keluarga menyatakan menerima meninggalnya korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Untuk motifnya, kuat dugaan karena korban cemburu melihat suaminya menari joget,β kata Kompol Sukerna.
( Ags )