Usulan Ibu Kota Provinsi Bali Pindah ke Buleleng, Ini Tanggapan Gubernur Koster

Serba-Serbi659 Dilihat

Denpasar, SuryaIndonesia.net- Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi terkait adanya usulan Ibu Kota Provinsi Bali pindah ke Kabupaten Buleleng. Tanggapan itu pun diungkapkan saat ditemui media usai rapat paripurna di DPRD Bali, Senin (26/6).

Gubernur Koster menyampaikan bahwa pada undang-undang Nomor 15 Tahun 2023 sudah ditegaskan Ibu Kota Provinsi Bali itu di Denpasar. “Jadi usulan itu, tentu bisa dipertimbangkan tapi untuk saat ini tidak bisa dilaksanakan karena di Undang-Undang kan baru keluar,” jelasnya.

Gubernur yang juga selaku Ketua DPD PDIP ini pun memaparkan dulu ketika nyusun undang-undang itu ada usulan Ibu Kota Provinsi Bali kembalikan ke Buleleng. “Tapi saya pikir itu bebannya berat, harus membangun infrastrukur lagi sedangkan banyak yang protes. Jadi biarlah di Denpasar,” tegasnya.

Diungkapkan memang Ibu Kota suatu provinsi sudah semestinya dekat dengan Bandara. Tujuannya supaya akses transportasi udara dapat dengan cepat terjangkau dari pusat pemerintahan. “Memang Ibu Kota itu harus dekat dengan Bandara, di Buleleng belum ada Bandara,” imbuh Koster.

Sedangkan disinggung terkait kasus rabies di Bali, gubernur asal Buleleng ini mengatakan rabies sedang ditangani oleh Kadis Pertanian dan Peternakan bersama Dinas Kesehatan. Dalam penanganannya kolaboritif, sinergi dengan kabupaten kota dan dapat support penuh dari Kementerian Kesehatan.

Dia juga mengungkapkan kasus rabies di Bali tidak ada pengaruh terhadap Pariwisata Bali. “Tidak ada, sejauh ini pariwisata kita sekaligus saya perlu juga mengonfirmasi terhadap beberapa isu, terkait dengan 159 Negara yang tadinya bebas visa sekarang dicabut itu ada yang mengatakan Bali akan menjadi sepi, saya menyampaikan data, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali meningkat,” katanya.

Jadi tidak ada dampak dari rabies atau faktor-faktor hal yang muncul di publik selama ini termasuk juga pencabutan bebas visa tanggal 7 Juni 2023 lalu. “Jadi 1-7 Juni jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali 16.246 kemudian setelah dicabut bebas visanya, tanggal 7 maka kedatangan wisman dari tanggal 8 sampai 22 Juni kemarin itu malah naik 4 persen per hari,” jelas Koster.

Sehingga wisatawan mancanegara datang ke Bali terus mengalami peningkatan, dan dampaknya terhadap perekonomian Bali sudah terlihat. “Sejauh ini tidak ada hal-hal yang membuat gangguan wisatawan ke Bali. Bahkan sampai Agustus Bali ini full booking,” pungkas Koster.

Sementara percepatan vaksin rabies, Koster menambahkan itu sudah dapat support dari pemerintah pusat. “Bahkan untuk Bali sangat diprioritaskan karena Bali merupakan destinasi pariwisata, dan itu sudah dirapatkan,” tutupnya. ( Agung )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *