Darmasaba, suryaindonesia.net – Isu strategis mengenai tata kelola sampah di tingkat hulu menjadi topik utama dalam podcast live “Darmasaba Bicara, Bicara Darmasaba” yang diselenggarakan oleh Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Pudak Mesari pada Selasa malam, 28 Oktober 2025.
Mengusung tema “Sampah Kita, Tanggung Jawab Siapa?”, acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk membedah tantangan sekaligus merumuskan solusi konkret di lapangan.
Acara yang berlangsung dari pukul 18.00 hingga 21.00 WITA ini dipandu langsung oleh Perbekel Darmasaba, IB. Surya Prabhawa Manuaba, S.H., M.H., N.L.P.
Hadir sebagai narasumber sejumlah tokoh dari lintas instansi, antara lain perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Sekretaris Desa Abiansemal, Satpol PP, Anggota DPRD Kabupaten Badung, Camat Abiansemal, Pusdal Provinsi Bali, Duta Lingkungan Jegeg Bagus Abiansemal, staf TPS3R, Ketua Karang Taruna, perwakilan Urban Compos, Ketua BPD Abiansemal, serta dari berbagai Media.
Pada sesi pembuka, perwakilan TPS3R Pudak Mesari mengungkapkan rasa bangga atas dedikasi tim selama tiga tahun mengelola sampah di tingkat desa. Namun, mereka juga menyoroti tantangan mendasar yang masih dihadapi masyarakat, yaitu rendahnya kesadaran memilah sampah dari sumbernya.
“Selama tiga tahun beroperasi, kami menyadari masih banyak masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah. Ini yang perlu kita perbaiki bersama,” ujar perwakilan TPS3R.
Meski begitu, capaian TPS3R Pudak Mesari patut diapresiasi. Mereka telah berhasil menyalurkan 45 ton kompos kepada masyarakat, bahkan mendistribusikannya hingga ke kabupaten lain. Keberhasilan ini menunjukkan potensi ekonomi sirkular yang bisa dihasilkan dari pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Menanggapi hal tersebut, Camat Abiansemal, Ida Bagus Putu Arimbawa, S.Sos., menekankan pentingnya perubahan cara pandang terhadap persoalan sampah.
Menurutnya, solusi berkelanjutan harus dimulai dari hulu — dari kesadaran individu dan keluarga.
“Sering kita menyebut masyarakat kurang sadar, padahal kesadaran itu harus dibangun sejak dini. Kita semua, terutama para duta lingkungan, perlu menjadi contoh nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Sebagai pemandu diskusi, Perbekel Darmasaba IB. Surya Prabhawa Manuaba menegaskan pentingnya setiap pembahasan berbasis data (by data) agar solusi yang dihasilkan memiliki dasar yang kuat.
“Tema ‘Sampah Kita, Tanggung Jawab Siapa?’ sangat relevan dan perlu dibahas secara ilmiah serta berbasis data agar hasilnya bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.
Diskusi yang berlangsung hangat ini menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan teknis, melainkan tanggung jawab bersama. Diperlukan edukasi sejak dini, dukungan kebijakan, serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.
(irn)
















