GPMN: Insiden Boyolali Coreng Demokrasi

Politik481 Dilihat

Bandung, suryaindonesia.net – insiden pengeroyokan terhadap anggota relawan Ganjar – Mahfud oleh oknum TNI yang terjadi di Boyolali, Jawa Tengah, merupakan bukti bahwa proses demokrasi yang berjalan masih harus melewati jalan terjal yang berliku. Bentuk-bentuk intimidasi dan aksi kekerasan kerapkali muncul di ajang Pemilu.

“Kami prihatin atas tindak kekerasan yang menimpa kawan seperjuangan kami. Kami berharap insiden itu dapat diselesaikan secara tuntas,” kata Daddy Palgunadi, Ketua Umum Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN) saat dihubungi suryaindonesia.net di kediamannya di Bandung, Minggu (31/12).

Daddy mengingatkan bahwa tindak kekerasan masih menjadi ancaman pasti bagi relawan yang bergerak bagi pemenangan Pilpres 2024 saat ini.

“Insiden kekerasan di Boyolali mencoreng demokrasi kita. Kami berharap tidak terulang lagi. Kami tetap semangat menyambut calon pemimpin kita. Namun faktor keamanan dan keselamatan harus juga diperhatikan,”tambahnya.

Insiden Boyolali tentunya tidak akan menyurutkan semangat para relawan Ganjar – Mahfud untuk bertekad memenangkan pasangan calon nomor tiga ini.

“Kami tetap kompak dan solid dalam bergerak memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Kami menyampaikan rasa empati yang mendalam bagi korban dan keluarganya. Sore ini kami berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP-red) Pusat untuk menjenguk korban bersama Pak Ganjar. Semoga insiden ini tidak terulang kembali,” harap Daddy Palgunadi.