Aceh, Surya Indonesia.net – Aceh Selatan, yang terlibat dalam pertempuran melawan sepasang naga pengasuh bayi putri raja dari Kerajaan Asralanoka; pertempuran ini menghasilkan jejak kaki raksasa di tebing pantai yang menjadi ikon kota, serta peninggalan lain seperti karang-karang unik yang diyakini sisa pertarungan, menjadikannya situs wisata legendaris dan sejarah penting bagi masyarakat Aceh Selatan.
Inti Legenda
Tuan Tapa: Seorang pertapa kuat yang terganggu oleh pertempuran antara raja dan naga.
Pertempuran: Raja Asralanoka mengejar dua naga yang menculik putrinya. Tuan Tapa melompat dari gunung, meninggalkan jejak kaki raksasa di tebing (Gunung Lampu) saat mencoba menghentikan naga.
Peninggalan: Jejak kaki raksasa, karang berbentuk kopiah/tongkat, karang berbentuk hati (tubuh naga), dan karang berbentuk layar kapal (sisa kapal raja).
Asal Nama: “Tapak” (jejak kaki) dan “Tuan” (panggilan tokoh dihormati), menjadi nama kota Tapaktuan.
Situs Wisata dan Sejarah
Lokasi situs ini berada di tepi laut, menjadi ikon kota dan daya tarik wisata yang dikunjungi dari berbagai daerah.
Selain legenda, tempat ini juga memiliki keindahan alam dan sering dikaitkan dengan semangat perjuangan serta keimanan masyarakat Aceh.
Makam Tuan Tapa juga ada di dekat lokasi, menjadi tempat sakral bagi peziarah.
Penjelasan Ilmiah (Geologi)
Secara geologi, tapak kaki raksasa ini terbentuk secara alami akibat proses erosi dan perubahan alam, bukan buatan manusia, menjadikannya situs wisata yang bisa dijelaskan dari dua sisi: legenda dan sains. (Jamar)





















