Denpasar, Surya Indonesia.net – Progres pembangunan sistem jaringan utilitas terpadu (SJUT) di kawasan Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar Selatan menunjukkan adanya ketertinggalan signifikan pada pengerjaan jalur akses. Hingga 25 November 2025, capaian pekerjaan jalur akses baru mencapai 45,59 persen, tertinggal jauh dari target yang harus diselesaikan dalam 18 hari menuju batas waktu 13 Desember 2025.

Tenaga Pendamping Pembangunan SJUT I Made Ardana, Rabu (26/11), menjelaskan bahwa keterlambatan terjadi akibat berbagai kendala teknis di lapangan, terutama terkait keberadaan jaringan utilitas bawah tanah milik PLN, PDAM, Telkom, dan DSDP yang tidak sesuai dengan standar kedalaman.
Menurut Ardana, temuan di lapangan menunjukkan sejumlah utilitas dipasang tidak pada kedalaman yang sesuai aturan. “Untuk kelistrikan, juga tidak berani menjamin jalur aman karena pendeteksi mengindikasikan kabel bertegangan berada di bawah titik pengeboran,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa kondisi tersebut sangat berbahaya bagi pekerja. “Ketika bor menyentuh kabel bertegangan 20 volt saja, bisa terjadi blackout dan petugas berisiko kesetrum. Karena itu pengeboran dilakukan manual. Mesin tidak bisa digunakan karena hambatan kabel listrik,” tambahnya.
Selain itu, struktur tanah di sejumlah titik, terutama di jalur dekat Hotel Hyatt, merupakan pasir putih yang mudah menutup kembali apabila kabel tidak segera ditarik. Hal ini membuat proses penggalian harus dilakukan berulang.
Di sisi lain, pengerjaan jalur backbone justru menunjukkan progres lebih cepat dari jadwal. Dari target 3,81 persen per hari, capaian rata-rata harian mencapai 4,50 persen sehingga diperkirakan rampung dalam 16 hari, lebih cepat dua hari dari target.
Sebagai upaya percepatan, pihak kontraktor sudah menambah jumlah tenaga kerja dua kali lipat per 26 November 2025. Bahkan saat ini juga sudah menggunakan 54 tenaga kerja.
( red)





















