Bondowoso,- suryaindonesia.net,- Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso menggelar kegiatan ground breaking penanaman sebagai bagian dari program rehabilitasi dan optimalisasi kawasan hutan produksi bersama Ikatan Istri Karyawan Perhutani (IIKP) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Sari Jaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Petak 63C yang merupakan areal kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kembang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosari, Desa Gunosari, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, Kamis (27/11)
Kegiatan ground breaking ini menjadi langkah awal dalam pelaksanaan reforestation pada periode Bulan Tanam Nasional, yang bertujuan meningkatkan tutupan lahan (land cover), menjaga keseimbangan ekosistem, mempertahankan fungsi hidrologi hutan, serta berkontribusi terhadap penyerapan karbon (carbon sequestration) untuk mitigasi perubahan iklim. Sebanyak 165 personel terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini, mencakup manajemen Perhutani, Asisten Perhutani (Asper) dan KRPH, mandor/polter, IIKP, Muspika, TNI/Polri, pelajar, karyawan dan karyawati kantor KPH Bondowoso hingga kelompok pemberdayaan masyarakat LMDH Sumber Sari Jaya.

Administratur KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemanfaatan momentum bulan tanam ini menjadi bagian penting dalam siklus pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management).
“Penanaman ini merupakan tindakan silvikultur untuk menjaga keberlanjutan produktivitas hutan serta fungsi ekologisnya sebagai penyedia jasa lingkungan. Keterlibatan IIKP tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga memperkuat gerakan kepedulian sosial terhadap tugas besar menjaga kawasan hutan yang memiliki tekanan dan tantangan yang terus meningkat,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa partisipasi multipihak sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas perlindungan hutan dari ancaman forest disturbance seperti pencurian, illegal logging, dan potensi forest fire pada musim kemarau.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IIKP Bondowoso, Ny. Sri Winarti Misbakhul Munir, menyampaikan bahwa perempuan juga dapat berperan dalam konservasi sumber daya hutan melalui edukasi lingkungan dalam keluarga dan masyarakat.
“Kami berharap dapat turut memberikan kontribusi dalam keberhasilan tugas para suami yang menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian kawasan hutan negara,” ungkapnya.

Ketua LMDH Sumber Sari Jaya, Mulyono, turut menegaskan bahwa sinergi kelembagaan antara Perhutani dan LMDH menjadi praktik nyata di wilayah Bondowoso.
“Kami rutin melaksanakan patroli bersama untuk menekan gangguan keamanan hutan, membina produksi hasil hutan bukan kayu seperti getah pinus, serta mengembangkan pola agroforestry yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mempertahankan daya dukung lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, LMDH Sumber Sari Jaya juga aktif mengawasi titik rawan kebakaran hutan setiap musim kemarau melalui peningkatan mitigasi risiko dan kesiapsiagaan lapangan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan implementasi prinsip kelestarian hutan dapat terus diperkuat, baik dari sisi produksi, ekologi, maupun sosial. Perhutani KPH Bondowoso menegaskan komitmennya untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan sehingga kawasan hutan tetap memberikan manfaat optimal lintas generasi.(Red).





















