BOJONEGORO, Surya Indonesia.net — Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H. Sutikno, S.Pd.I., M.AP, menggelar kegiatan Sekolah Kader Perubahan di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Sabtu (22/11/2025).
Program ini menjadi bagian dari strategi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam memperkuat kualitas kader yang loyalis serta membekali generasi muda menghadapi tantangan era digital.
Kegiatan tersebut diikuti kader muda, simpatisan, serta konstituen aktif dari wilayah Dapil IV. Mereka mendapatkan berbagai materi penguatan ideologi politik, strategi pemenangan, serta wawasan moderasi berpolitik.
Dalam penyampaiannya, H. Sutikno menegaskan pentingnya menyiapkan kader berkarakter kuat, kritis, tetapi tetap berpegang pada nilai etis dan keagamaan, terlebih di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Pemuda hari ini hidup dalam era sosial media yang penuh informasi cepat, namun tidak semuanya benar. Di sinilah kader harus menjadi filter, bukan korban,” tegasnya.
Menurutnya, banyak fenomena polarisasi, hoaks politik, ujaran kebencian, dan informasi manipulatif yang dapat memecah belah masyarakat apabila tidak ditangani melalui pendidikan politik yang sehat.
Pada pelatihan ini peserta menerima beberapa materi inti, antara lain, Mengapa Harus Berpolitik, Politik Melalui PKB, Profil Gus Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB, Profil dan Peran Anggota DPRD, serta Strategi Pemenangan Politik Partai.
Sutikno menambahkan bahwa regenerasi dalam partai tidak boleh berhenti. Pendidikan politik harus berjalan berkesinambungan dan tersusun dalam sistem yang jelas.
“PKB tidak hanya hadir saat Pemilu. PKB hadir mengawal masyarakat, merawat kader, dan mencetak pemimpin baru,” ujarnya.
Sementara, Instruktur LKP DPW PKB Jawa Timur, Agustia Deni, yang hadir sebagai pemateri menegaskan bahwa kegiatan ini adalah instruksi resmi struktur partai dari pusat hingga daerah.
“Sekolah Kader Perubahan ini mandat partai agar kader memiliki kesadaran politik, gerakan terukur, dan kemampuan menyatu dengan masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap setelah mengikuti SKP, kader dapat menjadi penggerak organisasi, bukan hanya peserta pasif yang muncul saat momentum politik.
“Kader harus kreatif, aktif, dan punya inisiatif. Politik bukan hanya soal Pemilu, tapi tentang hadir di tengah masyarakat kapan pun dibutuhkan,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, peserta diajak memahami bahwa anggota dewan bukan figur jauh, tetapi mitra sekaligus perpanjangan tangan masyarakat.
Agustia menyebut, pendidikan kader seperti ini bertujuan menghapus jarak antara struktur partai, masyarakat, dan wakil rakyat.
“Kader harus merasa bagian dari rumah besar PKB dan tahu bagaimana bermitra dengan anggota dewan. Bukan sekedar penonton, tapi pelaku,” tambahnya.
Kegiatan ditutup dengan peneguhan komitmen gerakan politik santun, moderat, dan berbasis kepentingan rakyat, terutama untuk pemuda Bojonegoro menghadapi kompetisi politik mendatang. (Redho)





















