Bali , Surya indonesia.net – Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen. Pol. Daniel Adityajaya, S.H., S.I.K., M.Si. menghadiri Upacara memperingati hari Pahlawan ke-80 di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon, Senin (10/11/2025).
Pada peringatan hari Pahlawan ke-80 tahun 2025, Kapolda Bali turut didampingi oleh Wakapolda Bali, Brigjen. Pol. I Komang Sandi Arsana, S.I.K, M.H., Ketua Bhayangkari Daerah Bali, Ny. Didit Daniel Adityajaya dan Pejabat Utama (PJU) Polda Bali.
Peringatan Hari Pahlawan Ke-80 Tahun 2025 mengusung tema “Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”.
Bertindak selaku Inspektur Upacara pada peringatan hari Pahlawan ke-80 adalah Gubernur Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. Saat membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia, mengatakan, para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit.
“Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Karenanya, ada tiga hal yang dapat diteladani dari para pahlawan bangsa,” ujar Gubernur Bali.
Pertama, Kesabaran. Para pahlawan sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan.
“Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena para pahlawan tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan,” jelasnya.
Kedua, semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan penjajah. Justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian.
“Disitulah letak kehormatan sejati, bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan,” kata Gubernur Bali.
Ketiga, pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang dicintai dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam.
Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi Bangsa Indonesia saat ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan untuk generasi mendatang dalam meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.
Di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama, membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan.
Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
“Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji, bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus,” ucapnya.
“Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak. Pahlawanku teladanku, terus bergerak, melanjutkan perjuangan,” tutup Gubernur Bali.
( red )


















