Denpasar , Surya indonesia.net – Beberapa pekerja penataan tampak sudah dilanjutkan dan pengerjaan tersebut berupa penataan alur Tukad Badung, Denpasar pada Selasa (30/09).
Proyek penataan yang di.lakukan sepanjang 1,2 kilometer dari selatan jembatan Jl. Hasanudin hingga Jl. Pulau Biak ini dilakukan untuk meningkatkan kerapian dan keasrian kawasan sungai.
Proyek yang sempat tertunda oleh adanya musibah banjir kini kembali dilanjutkan kembali pada Senin (22/9) yang dimana proyek ini setelah sempat ablas akibat banjir yang melanda Denpasar.
Sebelumnya proyek penataan ini sudah dimulai sejak 22 Juli 2025 dan ditargetkan rampung dalam 120 hari kerja atau hignga 18 November 2025. Sesuai kontrak kerja yang sudah di tenderkan.
Proyek ini dikerjakan oleh PT Taurus Sejahtera dengan nilai kontrak Rp5.839.999.000 dari pagu anggaran sebesar Rp6 miliar.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar, Gandhi Dananjaya Suarka, mengatakan, lanjutan proyek yang sempat tertunda ini diawali dengan pembersihan di sekitar sungai dari sampah, pasir hingga lumpur akibat banjir yang melanda.
Namun akibat banjir ada sekitar 20 meter senderan untuk joging track amblas sehingga harus diperbaiki kembali.
Selain itu, Gandhi mengakui proyek lain yang sudah dikerjakan masih aman. Alat berat serta truk molen yang sempat terendam pun kini sudah mulai beroperasi kembali.
Terkait perpanjangan waktu, pihaknya menyebut kemungkinan tak ada. “Sepertinya tidak ada karena rekanan kontraktor berkomitmen untuk menyelesaikannya tepat waktu dengan menambah tenaga dan menerapkan sistem lembur di lapangan,” paparnya
Dinas PUPR juga melakukan penanganan senderan jebol setelah banjir bandang melanda Kota Denpasar. Penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan kisdam karung pasir di Muara tukad ayung, Banjar Tangtu, Desa Kesiman Kertalangu.
Gandhi menjelaskan, pemasangan kisdam menjadi metode darurat namun efektif untuk menahan laju arus air dari hulu.
“Tujuan utama pemasangan kisdam ini adalah memblokir sementara aliran air, sehingga proses pembangunan kembali senderan yang jebol dapat berjalan lebih aman dan lancar,” jelasnya,
( red )