Denpasar , Surya indonesia.net – Gubernur Bali, Wayan Koster, menggelar dialog dan konferensi pers bersama pemuka agama lintas keyakinan di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Minggu (31/8/2025). Hadir pula Forkopimda, Majelis Desa Adat, serta perwakilan umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu se-Bali.
Dialog membahas situasi pasca demonstrasi di Bali. Koster menegaskan bahwa arahan Presiden, Kapolri, dan Mendagri jelas: kepala daerah harus menjaga keamanan melalui koordinasi Forkopimda dan tokoh agama/adat.
Ia menyebut aksi anarkis di Bali diduga kuat dilakukan pihak luar, karena peserta aksi lokal seperti ojol dan mahasiswa BEM sudah berkomitmen tidak melanjutkan demo. TNI–Polri kini memperketat pengamanan bandara dan pelabuhan agar pariwisata tetap aman.
Koster mengajak pemuka agama memberi himbauan kepada umat agar menjaga kedamaian. “Bali adalah destinasi wisata dunia, setiap gejolak berdampak pada citra dan ekonomi. Mari bersatu menjaga Pulau Dewata,” ujarnya.
Sebagai langkah nyata, Senin (1/9/2025) akan digelar apel akbar pecalang di Lapangan Bajra Sandhi, Renon, dengan ribuan pecalang dari seluruh Bali.
Usai pertemuan, FKUB Bali dan Forkopimda menyampaikan lima poin pernyataan:
1. Menolak aksi anarkis, terutama dari massa luar daerah.
2. Mengajak masyarakat tetap tenang, waspada, dan menjaga keamanan dengan dukungan tokoh agama, adat, ormas, dan pecalang.
3. Menghormati penyampaian aspirasi, tapi harus santun dan tanpa kekerasan.
4. Menjaga citra Bali sebagai tanah kelahiran bersama sekaligus destinasi wisata dunia.
5. Mendukung TNI–Polri menindak tegas aksi anarkis yang merusak citra Bali.
“Dengan dukungan umat, pecalang, dan aparat keamanan, kita optimis Bali tetap aman dan damai,” pungkas Gubernur Koster.
( red )