KOTA MALANG, SURYA INDONESIA, – Upacara untuk merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 80 th dan juga mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Upacara dan kirap merah putih 80 meter dilaksanakan dengan hikmat di Bantaran sungai Brantas Kampung Gerabah Penanggungan RW 05 Kecamatan Klojen.
Kirap bendera Merah Putih sepanjang 80 meter start dari jalan raya (Mbetek) memasuki area sungai brantas dengan diiringi drumband Karang Taruna RW 05 beserta warga sekitar.
Upacara dilakukan setelah bendera sepanjang 80 meter tiba di tepian sungai brantas Kecamatan Klojen, dengan hikmat dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Proklamasi yang dibacakan oleh Haryono (warga setempat) dan inspektur upacara adalah Ki Demang.
Ketua RW 05 memberikan sambutan menyampaikan bahwa untuk mengisi kemerdekaan ini dengan hidup guyub rukun, pupuk kesatuan saling mengenal dan saling peduli terhadap sesama.
“Hati tenang berfikiran positif, karena dengan fikiran positif, maka kita tidak akan memandang negative terhadap orang lain dan tidak mudah memfitnah. Kemerdekaan ini di isi dengan sebaik baiknya,” tegas Ketua RW dalam sambutannya.
Dalam Pidatonya Ki Demang juga menyampaikan bahwa upacara bendera ini diadakan dengan mengundang beberapa komunitas sebagai rasa persaudaraan yang tinggi untuk memberi semangat kepada seluruh warga di kampung gerabah.
Tujuan ini adalah agar bisa menghimpun pelestarian alam, untuk mengisi pembangunan di kampung gerabah (Kelurahan Penanggungan).
Ki Demang mengajak kepada warga untuk menjaga kebersihan sungai Brantas agar selalu bersih, terlihat cantik dan agar bisa dimanfaatkan untuk lumbung pelestarian alam, kebudayaan, kesenian yang nantinya akan bisa mengundang wisatawan.
Yang pada akhirnya, akan bisa meningkatkan taraf hidup dengan bsrkembangnya UMKM masyarakat sekitar sungai brantas.
Kembali kepada jiwa nasionalisme, dengan cara menjaga adat istiadat dan tradisi kita yang salah satunya adalah pelestarian penggunaan busana Kebaya untuk para wanita, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai busana nasional Indonesia pada tanggal 04 Desember 2024, untuk digunakan saat acara-acara gelaran budaya.
Upacara dan kirap bendera ini mengundang beberapa komunitas dari Kota Malang; seperti APKLI, Srikandi, Perempuan Berkonde, Kain Kebaya Indonesia, Bersanggul Nusantara, Jowo Line Dance, Kampung Budaya Polowijen dan lainnya.
Para wanita memakai busana kebaya, dan pada penutupan upacara seluruh hadirin ikut menandatangani lembar kain yang menyuarakan bahwa menolak kebaya yang digunakan untuk sesuatu yang tidak baik (porno aksi).
Pelestarian berkebaya agar selalu dikembangkan terus sampai anak cucu. Karena kebaya saat ini sudah diakui oleh dunia bahwa kebaya merupakan budaya dari Indonesia yang pelu dilestarikan.
Pada prinsipnya, kebaya adalah busana yang bagus dan dapat dipergunakan di semua acara, baik itu acara resmi maupun acara santai. (vera)