Blitar,suryaindonesia.net – Forum Masyarakat Peduli Blitar (F-MPB) menyampaikan kekecewaan mendalam atas mangkraknya pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Blitar yang hingga kini tidak dapat dimanfaatkan publik, meski telah menghabiskan anggaran negara hampir sepuluh miliar rupiah,Jumat (9/5).
Gedung megah yang dibangun di masa kepemimpinan Bupati Rini Syarifah itu, kini hanya berdiri sebagai bangunan kosong yang tidak menyentuh kehidupan rakyat. Ruang yang semestinya menjadi tempat anak-anak belajar, komunitas literasi tumbuh, dan warga mengakses pengetahuan, berubah menjadi simbol gagalnya tata kelola pembangunan.
“Kami tak bisa menutup mata bahwa proyek ini adalah warisan dari kepemimpinan sebelumnya. Dan faktanya, sampai hari ini tidak ada penjelasan terbuka ke publik: mengapa gagal, siapa yang bertanggung jawab, dan ke mana arah penyelesaiannya?” tegas Ketua Umum F-MPB, Adv. Haryono, S.H., M.H.
F-MPB menilai bahwa mantan Bupati Blitar, Rini Syarifah, tidak hanya meninggalkan bangunan mangkrak—tetapi juga mewariskan beban sosial dan kekecewaan masyarakat. Proyek itu seharusnya menjadi kebanggaan daerah, bukan luka kolektif yang terus dipertontonkan.
Kepada pemerintahan yang kini dipimpin oleh Bupati H. Rijanto, F-MPB menyerukan agar tidak mewarisi sikap diam dan membiarkan bangunan itu membusuk. Pemerintah saat ini harus menunjukkan keberpihakan kepada rakyat, bukan sekadar melanjutkan rutinitas birokrasi yang apatis.
“Ini adalah ujian integritas bagi Bupati baru. Apakah akan berani membuka tabir masa lalu, atau memilih membungkam suara rakyat demi kenyamanan politik?” tutup Haryono.