Sony Rudiwiyanto Hadir Gelaran JOWO Line Dance Episode ke 24: ‘Alon-alon Waton Kelakon’

Budaya19 Dilihat

 

KOTA MALANG, SURYA INDONESIA, Ditemui awak media sebelumnya, di rumah Sony Rudiwiyanto anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Malang Komisi C, bahwa Bopo Rinto Syamsuryono menyampaikan alasan kenapa ada komunitas tari JOWO Line Dance. Selasa, (28/1/2025)

Ia mengutarakan karena dari rasa kawatir terhadap budaya asing terus mengempur budaya bangsa dan mulai banyak anak bangsa mulai meninggalkan budaya sendiri khususnya tari.

Selanjutnya, ia sampaikan budaya tari JOWO Line Dance adalahb memadukan gerakan khas jawa dengan mencipakatan gerakan senam menjadikan ciri khas tersendiri.

“JOWO Line Dance adalah sebuah paduan gerak antara gerakan atau tarian barat yg dipadu dengan gerakan atau tarian budaya lokal, yang menciptakan sebuah gerakan tarian apik yang khusus di konsumsi oleh kaum remaja atau orang diatas usia 50 th keatas,” tutur Bopo Rinto.

“Semoga hasil cipta karya tari ini mendapat perhatian khusus dari Dinas terkait untuk dijadikan icon gerak tari senam khas Kota Malang,” lanjutnya.

Lebih lanjut, bahwa tarian senam ini menurutnya bisa dijadikan icon senam yang memiliki identitas khusus dan diakui sebagai senam khas dari Kota Malang.

JOWO Line Dance episode ke 24 kali ini di gelar di Aula Gereja Leli bahwa Romo Eko sebagai pemangku kegiatan senam Tari JOWO Line Dance.

Romo Eko memberikan dukungan dan apresiasinya terhadap karya cipta budaya bangsa sendiri yang memiliki khas warga Malang, dan harapannya juga bisa diadopsi menjadi icon tari dan senam khas Kota Malang.

Sony Rudiwiyanto sangat luarbiasa, setelah meninjau korban banjir kali Brantas di Kelurahan Samaan Kecamatan Klojen, ia langsung meluncur di acara gelaran JOWO Line Dance yang dipimpin oleh Bopo Rinto Syamsuryono.

Dalam sambutannya ia sampaikan apresiasi yang luarbiasa pada paguyuban seni yang indah tertuang dalam tari dan senam.

“Karena tarian adalah bagian dari budaya Kita, sebagai bangsa Indonesia, kita harus turut melestarikan tarian kita kita sendiri dan kita harus ikut menjaga budaya kita sendiri dari pengaruh budaya asing,” tutur Sony.

“JOWO Line Dance ini perpaduan budaya barat dan budaya kita sendiri, jadi saya mengapresiasi dengan karya cipta ini karena inovasi dan ide kreatifitasnya,” sambungnya.

“Dan saya akan hadir di setiap agenda kegiatan atau pertemuan yang dilakukan satu bulan sekali yang mewajibkan memakai baju daerah kita sendiri. Ini luarbiasa dan jangan sampai kita melupaka budaya dan tarian kita sendiri,” tutup Sony. (awik/ag/kw)