Kembali mencuatkan Praktik bisnis gelap yang melibatkan mafia molase (tetes tebu), dibenarkan salah satu saksi yang juga warga setempat berinisial BG.
Dikesempatan ini, ia juga mengecam keras tindakan modus kecurangan yang berjalan. Menurutnya hal itu, disinyalir merusak integritas industri, dan kini makin memperburuk kepercayaan publik.
“Fenomena ini telah berlangsung lama, namun baru kini publik mulai menyadari kejahatan sistematis yang ada di balik bisnis molase,” tutur BG.
Dari informasi yang dihimpun awak media dari berbagai sumber diketahui Pada 4 Januari 2025, ada perusahaan yang bertanggung jawab mengangkut molase murni untuk PT. Enero, melakukan perjalanan dari PG Jatiroto menuju Kabupaten Mojokerto.
Namun, siapa sangka, perjalanan itu justru membawa praktik mafia yang sangat merugikan.
Angkutan tersebut diduga sengaja mengunjungi daerah Gempol, Sidoarjo diduga kuat terkenal sebagai “markas mafia molase”,untuk mencampur molase dengan air, sehingga molase yang sampai ke PT. Enero ternyata sudah tercemar dan tak murni lagi.
Menurut keterangan saksi, BG, seorang warga sekitar, praktik kotor ini sudah bukan menjadi rahasia umum.
“Truk-truk tangki angkutan molase sering mampir ke sini untuk ‘mempermainkan’ molase. Mereka campur dengan air biar kelihatan seperti molase asli,” ujarnya.
Kejadian ini menambah ketegangan warga yang sudah lama resah, namun tak tahu harus melapor ke siapa.
Dan yang lebih mencengangkan, pada pagi hari 5 Januari, truk tersebut baru dikirim ke PT. Enero di Kabupaten Mojokerto tanpa sepengetahuan perusahaan itu.
“Diduga ada kolaborasi antara oknum-oknum, di perusahaan transportir dan pihak-pihak tak bertanggung jawab yang semakin memperparah praktik mafia ini. Masyarakat tak tahu harus berbuat apa,” tambahnya.
Ratusan ton molase yang tercemar air jelas merugikan banyak pihak, terutama petani dan pebisnis yang jujur.
Bisnis yang selama ini dibangun dengan kerja keras terancam runtuh karena praktik licik yang semakin marak di Jawa Timur.
“Para pelaku mafia molase ini seakan tak takut menghadapi hukum, karena sudah beroperasi selama bertahun-tahun tanpa pernah tersentuh hukum secara serius,” terangnya.
Pemerintah setempat diminta untuk segera turun tangan mengusut tuntas masalah ini.
Warga pun mendesak agar ada tindakan tegas untuk mengungkap mafia molase yang telah merusak tatanan ekonomi lokal dan merugikan banyak pihak yang tidak terlibat.
“Jika tidak segera diberantas, bukan tidak mungkin, kepercayaan masyarakat terhadap dunia bisnis akan hilang begitu saja. Akar kejahatan ini sudah lama berakar, akankah pihak berwajib berani menghentikannya,” ungkapnya
Pemerintah dan pihak berwenang harus segera mengusut kasus mafia molase ini, selain itu mengakhiri permainan jahat yang telah merugikan banyak orang.
“Hanya dengan penindakan yang tegas dan transparan, kita bisa menumbangkan praktik-praktik curang ini dan mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap dunia bisnis yang jujur,” pungkasnya. (kw)