Rubi Aura N: Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Peningkatan Efisiensi Pertanian Berkelanjutan.

Rubi Aura N: Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Peningkatan Efisiensi Pertanian Berkelanjutan.

Serba-Serbi481 Dilihat

CIKARANG , SURYA INDONESIA . Net – Pertanian adalah sektor vital dalam ekonomi global yang memainkan peran penting dalam menyediakan makanan dan membantu berbagai tantangan seperti iklim, penyusutan sumber daya alam, dan peningkatan pangan permintaan.

IoT (internet of Things) telah menjadi fokus perhatian yang meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pertanian.

IoT menawarkan solusi untuk memantau kondisi lingkungan, tanah, dan tanaman secara real-time menggunakan sensor yang terhubung secara nirkabel.

Penggunaan yang dikumpulkan oleh sensor tersebut, petani dapat megambil keputusan yang lebih tepat dan efisien dalam mengelola pertanian mereka.

Pertanian telah menjadi tulang punggung banyak masyarakat di seluruh dunia selama ribuan tahun. Namun, dalam menghadapi tekanan dari berbagai faktor seperti perubahan iklim, kebutuhan akan efïsiensi yang meningkatkan, sektor pertanian dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi.

IoT dalam pertanian membentuk potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan manajemen sumber daya alam yang berharga.

Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis implementasi teknolog IoT dalam konteks pertanian, dengan fokus pada upaya untuk meningkatkan efisiens operasional, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memperkuat ketahanan pertanian.

Potensi IoT dalam meningkatkan efisiensi besar, masih ada beberapa tantangan yang diatasi, yaitu biaya implementasi, ketersediaan internet yang memadai di daerah pedesaan, keamanan dan privasi data.

Dalam mengeksplorasi dan menganalisis implementasi teknologi loT untuk konteks pertanian, dengan fokus pada upaya serta meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memperkuat ketahanan pertanian.

IoT dalam pertanian tentu saja memiliki manfaat. Manfaatnya antara lain:

1. Efesiensi Sumber Daya Sensor IoT membantu memantau kelembaban tanah, suhu udara, dan kebutuhan air pada tanaman, sehingga irigasi dapat dioptimalkan.

2. Produktivitas Meningkatnya ada Data real-time memungkinkan petani mengoptimalkan proses produksi dan pemeliharaan tanaman.

3. Dampak buruk lingkungan berkurang dengan pemantauan pengendalian yang lebih akurat dan signifikan, penggunaan pestisida dan air bisa dikurangi.

Tak hanya itu saja, banyak sekali manfaat serta kegunaan IoT pada pertanian dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk, memantau kondisi tanaman secara real-time, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian secara keseluruhan.

Sensor itu merupakan komponen utama dalam implementasi IoT dalam pertanian yang akan digunakan untuk memantau berbagai parameter dalam proses pengembangan implementasi seperti sensor kelembaban tanah, suhu udara, tingkat cahaya, dan kualitas air.

Informasi yang diperoleh air, sensor ini akan membantu petani dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan merespons kondisi lingkungan dengan cepat.

Dengan memantau secara real-time kondisi lingkungan dan tanaman, petani dapat mengambil yang diperlukan untuk mencegah kerugian akibat perubahan cuaca ekstrem, serangan tindakan, hama, atau penyakit tanaman.

Berikut Komponen yang akan digunakan dalam peningkatan efesiensi pertanian di Indonesia:

1. Sensor Kelembaban Tanah (Decagon EC-5).
Mengukur kadar air dalam tanah untuk mengoptimalkan irigasi. Sensor EC-5 digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban tanah di berbagai kedalaman.

Informasi ini membantu petani dalam menentukan waktu dan jumlah air yang diperlukan untuk irigasi tanaman, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan air dan menghindari kelebihan atau kekurangan air yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

2. Sensor Suhu Udara (DS18B20). Memantau suhu lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Perubahan suhu dapat menjadi indikator awal stres tanaman atau infeksi penyakit. D$18B20 membantu dalam pemantauan kondisi tanaman secara terus-menerus,

3. Sensor Tingkat Cahaya (TSL2561). Mengukur intensitas cahaya untuk menentukan kebutuhan pencahayaan tambahan.

Data dari sensor TSL2561 dapat digunakan sebagai input untuk sistem otomatisasi pertanian seperti pengendalian irigasi atau pencahayaan berdasarkan tingkat cahaya yang terdeteksi.

4. Sensor Kualitas Air (Libelium Waspmote). Mengukur pH dan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi.

Waspmote dilengkapi dengar sensor-sensor yang dapat mengukur berbagai parameter kualitas air seperti pH.

Konduktivitas, dan keberadaan bahan pencemar. Hal ini penting untuk memastikan air yang digunakan untuk irigasi atau konsumsi tanaman adalah berkualitas baik.

Mengingat bahwa banyaknya spesifikasi sensor yang memiliki karakteristik beserta prinsip kerja yang berbeda, komponen beserta spesifikasi sensor tersebut tergantung pada kegunaan atau kebutuhan yang kita inginkan.

Tak hanya komponen saja, berikut adalah teknologi pendukung yang dapat digunakan
Mikrokontroler.

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip hicrocomputer.

Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu alat, beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dangan PC (Personal Computer) yang memiliki beragam fungsi.

2. Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi yang handal kita perlukan serta pergunakan untuk mentransfer data dari sensor ke sistem analisis dalam implementasi teknologi Internet of Things (IoT) dalam pertanian.

Teknologi nirkabel seperti WiFi, Bluetooth, dan jaringan seluler adalah pilihan umum untuk menghubungkan sensor yang tersebar di lahan pertanian ke infrastruktur komunikasi yang lebih besar.

3. Analisis Data dan AI
Data dari sensor diolah menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi pola dan tren serta memprediksi peristiwa masa depan seperti penyebaran penyakit tanaman.

Platform IoT untuk pertanian biasanya dirancang untuk berintegrasi dengan sistem manajemen pertanian yang sudah ada.

Ini memungkinkan data yang dikumpulkan dari sensor IoT untuk diintegrasikan dengan sistem manajemen yang ada, seperti sistem manajemen inventaris, perencanaan tanam, dan penjadwalan irigasi.

Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) dalam pertanian menawarkan peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta pengurangan dampak lingkungan.

Meskipun terdapat tantangan seperti biaya dan infrastruktur, manfaatnya sangat signifikan.

Dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, pertanian bisa menjadi lebih adaptif, berkelanjutan dan berorientasi masa depan.

Teknologi IoT tidak hanya menjanjikan hasil produksi yang lebih tinggi, tetapi juga kesejahteraan petani yang lebih baik.

Implementasi Teknologi Internet of Things (IoT) menjanjikan kemajuan yang signifikan dalam efisiensi dan keberlanjutan pertanian.

Dengan memanfaatkan sensor yang terhubung secara nirkabel, petani dapat melakukan pengambilan keputusan lingkungan yang lebih tepat waktu dan efisien.

Tanah dapat ditanami secara real-time, memungkinkan untuk memantau kondisi yang menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman, optimalisasi penggunaan sumber daya, serta deteksi dini penyakit atau hama.

Hal itu penting untuk menyediakan pelatihan dan pendidikan yang memadai kepada petani tentang penggunaan dan manfaat teknologi ini.

Dukungan teknis dan finansial, juga diperlukan untuk memastikan petani dapat memperoleh dan memelihara perangkat IoT dengan baik.

Selain itu, penting untuk memastikan ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk jaringan nirkabel yang stabil, terutama di daerah pedesaan atau negara berkembang. (agung/kw).