kendari , Surya Indonesia.net Aliansi Driver Maxim Kota Kendari akan melakukan aksi boikot Kantor Maxim Cabang Kendari. Aksi pemboikotan tersebut atas dasar kekesalan sejumlah driver Maxim kepada pihak Kantor Maxim Cabang Kendari dan pihak perhubungan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sukur Patakondo selaku Ketua Aliansi Driver Maxim Kota Kendari. Ia mengatakan bahwa pemboikotan kantor Maxim Kendari tersebut didasari pihak maxim selalu membuka ruang lebar pendaftaran bagi driver baru.
“Sehingga sejumlah driver mengeluh terkait dengan sunyinya orderan. Bayangkan saja jika diakumulasi jumlah driver di Kota Kendari sudah mencapai kurang lebih 2000 driver, sementara yang pesan mobil di aplikasi Maxim mungkin hanya ratusan saja dalam sehari,” tulis Sukur Patakondo dalam pers rilisnya, Sabtu (4/2/2023).
Namun, lanjut Sukur Patakondo, hingga sekarang ini pihak kantor Maxim Cabang Kendari masih membuka lebar pendaftaran bagi driver baru. Harusnya dengan kuota ribuan driver tersebut sudah cukup karena mengingat setiap harinya orderan semakin sepi.
“Kenapa ini kantor Maxim masih membuka pendaftaran driver khsusunya mobil karena ada dugaan bahwa mereka kejar biaya pemasangan stiker di mobil driver. Bayangkan saja jika ada driver baru dan ingin memasang stiker maxim full branding itu dikenai biaya ongkos pasang 150 ribu per unitnya,” katanya.
Bayangkan saja, kata Sukur Patakondo, jika dalam sehari yang masuk driver baru sebanyak 5 unit mobil untuk memasang stiker, maka jumlah yang diterima oleh pihak kantor sebanyak Rp. 750.000. Terkadang ketika pihak kantor Maxim Kendari tidak bisa mengambil alih semua pemasangan stiker, maka pihak kantor akan menggunakan pihak kedua atau vendor.
“Dalam hal ini sejumlah ketua-ketua komunitas maxim yang sudah bekerjasama dengan kantor maxim untuk memasang stiker tersebut dan jika dipasang di luar kantor dan di luar vendor tidak diperbolehkan karena akun tersebut tidak akan prioritas. Sehingga dipaksa untuk selalu buka pendaftaran driver karena ada keuntungan yang mereka dapatkan dalam pendaftaran tersebut,” papar Sukur Patakondo.
Ia menambahkan, sehingga dengan dibukanya pendaftaran tersebut berdampak pada sejumlah driver dan berpengaruh pada sunyinya orderan setiap hari. Ketika orderan sunyi maka driver mau tidak mau mencari jalan agar kebagian orderan dengan cara driver diajak untuk masuk koperasi.
“Supaya akun lebih gacor sejumlah driver diiming-imingi untuk masuk koperasi agar akunnya ditingkatkan lagi prioritasnya. Untuk diketahui bahwa koperasi tersebut katanya bentuk kerjasama antara pihak maxim dan Kantor Perhubungan. Namun yang kelola koperasi tersebut adalah sejumlah ketua komunitas maxim yang notabenenya mereka adalah driver maxim,”
Untuk diketahui koperasi maxim di Kota Kendari ada dua yakni Koperasi DJM dan Kopdas. Kedua koperasi tersebut dikelola oleh sejumlah driver maxim yang ditunjuk sebagai vendor. Biaya pendaftaran di koperasi tersebut ada dua versi. Pertama, jika di koperasi DJM biaya pendaftaran 300 ribu per orang.
“Biaya per bulannya itu di koperasi JDM 60 ribu per orang. Untuk masuk di Kopdas itu biaya pendaftarannya 500 ribu dan yuran per bulannya 70 ribu rupiah. Driver yang sudah masuk koperasi JDM itu diperkirakan kurang lebih 600 orang, belum lagi di Kopdas yang saya dengar itu sudah mencapai kurang lebih 400 orang,”
Kata Sukur Patakondo, uang pendaftaran dan yuran untuk masuk di koperasi tersebut lalu disetor di kantor perhubungan. Jika dihitung pendapatan pihak perhubungan dari hasil yuran koperasi bisa mencapai ratusan juta per bulannya. Ia katakan bahwa driver mobil maxim diwajibkan masuk dalam koperasi tersebut.
Yang menjadi pertanyaan adalah sambungnya, aturan mana yang mewajibkan driver online masuk dalam koperasi yang dibuat oleh perhubungan tersebut. Sementara di daerah lain tidak menggunakan sistem koperasi, hanya di Kendari saja yang menggunakan sistem koperasi.
“Dengan demikian, saya menduga ada oknum vendor dan oknum perhubungan beserta pihak Kantor Maxim Cabang Kendari sudah melakukan pungutan liar berjamaah di atas penderitaan driver,”( agung )