Cianjur, Surya Indonesia – Kegiatan penyaluran bantuan logistik bagi korban gempa Cianjur melalui organesasi relawan Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN) terus berlanjut. Pengurus DPW GPMN Jawa Barat beserta pengurus dari perwakilan Kabupaten Bogor, Kabupaten Cimahi dan Kabupaten Bandung secara serentak menyalurkan bantuan logistik ke beberapa posko relawan GPMN yang tersebar di tiga Kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Setelah siang hari rombongan pengurus DPD GPMN Kabupaten Bandung yang menyalurkan bantuan logistik ke posko 5 GPMN Cianjur yang terletak di Kampung Pasir Pendeuy, Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, rombongan dari DPW GPMN Jawa Barat dan DPD GPMN Kabupaten Bogor tiba di posko 7 GPMN Cianjur yang berlokasi di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, tepat jam 20.00 WIB.
Rombongan disambut oleh Ketua DPC GPMN Kecamatan Pacet Ferry Watimurti, selaku koordinator Posko 7 GPMN Cianjur beserta relawan GPMN yang bertugas di posko.
Menurut Ferry, Posko 7 GPMN Cianjur ini ada 51 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi sejak kejadian gempa pada Senin lalu.
“Ada 51 KK atau sekitar 200 jiwa yang tinggal di tenda pengungsian ini. Mereka adalah warga Kampung Amcol yang lokasi bersebelahan dengan Perumahan Bukit Cipendawa ini. Selama ini kami menerima bantuan dari para donatur yang bersifat pribadi dan kawan-kawan dari GPMN. Kami belum menerima bantuan dari pemerintah ataupun instansi Kementerian,” ujar Ferry sambil menunjukkan data-data keterangan tentang pengungsi.
“Bantuan berupa bahan makanan yang tentunya penting bagi pengungsi. Karena kami mulai mengurangi konsumsi mie instan yang memang banyak tersedia di posko. Terutama untuk anak-anak. Kami mulai menyediakan bubur kacang hijau, nasi dan sayuran atau telur sehingga asupan gizi bagi para pengungsi, khususnya anak-anak, tetap terjaga,” tambah Ferry, yang juga sebagai Ketua DPC GPMN Kecamatan Pacet.
Sementara itu, relawan GPMN yang bertugas di Posko 7 GPMN Cianjur, Nuni, menceritakan pengalaman penelusurannya sebagai salah satu relawan yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur.
“Untuk distribusi bantuan kepada para pengungsi di setiap posko pengungsian yang tersebar di Kabupaten Cianjur ini, alhamdullilah sudah relatif terpenuhi dari pasokan yang dikirim oleh Pemerintah Kabupaten, instansi pemerintah dan para donatur perusahaan swasta. Memang ada keluhan-keluhan dari para pengungsi yang disampaikan ke kami, baik lisan maupun melalui pesan whatsapp, namun semuanya kami upayakan untuk diatasi,”terangnya.
Keluhan-keluhan seperti bantuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan darurat para pengungsi, kendala birokrasi dalam mendapatkan bantuan, sampai soal pendataan warga pengungsi yang asli penduduk di sekitar posko dan pengungsi pendatang dari daerah lain. Semua ini harus kita atasi,” lanjut Nuni.
Saat ini waktu pengungsian sudah seminggu lebih. Nuni menjelaskan, para relawan mulai mendapati pengungsi-pengungsi yang terserang penyakit.
“Umumnya mereka terserang penyakit flu, demam dan batuk-batuk. Maklum saja, seminggu lebih mereka tidur di posko pengungsian, cuaca dingin, dan hujan yang sering turun tentunya mudah bagi mereka terserang penyakit-penyakit ini. Pasokan obat-obatan seperti parasetamol, obat batuk, obat-obat flu, minyak kayu putih dan minyak telon jadi kebutuhan mendesak di hampir sebagian besar posko pengungsian. Bahkan ada juga pengungsi yang terserang penyakit gatal-gatal. Ini karena masalah sanitasi yang kurang memadai. Maklum saja semuanya serba darurat disini,” papar Nuni yang juga merangkap sebagai Sekretaris DPC GPMN Kecamatan Pacet.
Tim rombongan menghabiskan semalam untuk tidur di sekitar lokasi Posko 7 GPMN Cianjur. Menemani para relawan yang menjaga posko sembari merasakan dinginnya udara Desa Cipendawa, karena letaknya persis dibawah kaki Gunung Gede – Pangrango.
Dalam suasana obrolan malam, sesekali perwakilan dari posko-posko lain datang untuk mengambil bantuan logistik yang tersedia di Posko 7 GPMN Cianjur. Menurut Ferry, Posko 7 GPMN Cianjur merupakan posko induk dari 29 posko-posko kecil di tiga desa, yaitu Desa Cipendawa, Desa Ciherang, dan Desa Cibodas.
“Mulai malam ini bantuan logistik yang datang sudah bisa didistribusikan. Saya sudah beritahu para koordinator posko untuk mengambilnya disini,” ujar Ferry.
Para koordinator posko-posko kecil terus berdatangan ke posko induk itu untuk mengambil bantuan logistik yang mereka butuhkan.
Kebanyakan dari perwakilan yang datang mengatakan bahwa bahan makanan, obat-obatan dan pampers lansia adalah kebutuhan yang mendesak. Mereka juga memberitahukan bahwa sebagian besar warga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing pada siang hari. Namun pada malam hari tetap kembali ke posko pengungsian.
“Di kampung Amcol Desa Cipendawa ini ada satu rumah rusak berat (hancur-red) dan sekitar 50 rumah mengalami rusak ringan (retak pada dinding-red). Kondisi rumah yang rusak berat paling banyak di Desa Ciherang, karena lokasinya paling dekat dengan pusat gempa,” sambung Ferry.
Tim rombongan bersiap kembali ke Bogor dan Jakarta, Kamis siang Dalam perbincangan sebelum bergegas meninggalkan lokasi Posko 7 GPMN Cianjur, informasi yang sama didengar dari perwakilan posko-posko kecil yang datang mengambil bantuan logistik. Mereka berharap bantuan seperti bahan makanan, pampers dan obat-obatan dapat terpenuhi. Kondisi fisik sebagian besar pengungsi yang masih banyak bermalam di posko pengungsian membuat mereka rentan terserang penyakit flu, batuk atau demam yang tentunya bisa menular. Hal ini patut menjadi perhatian para calon donatur yang ingin memberikan bantuan kepada korban gempa Cianjur.