SEMARAPURA, Surya Indonesia – MAKN ( Majelis Adat Kerajaan Nusantara) menilai, kebudayaan memberikan pengaruh besar terhadap kesadaran Bela Negara. Budaya juga dianggap sebagai unsur yang bisa menyatukan masyarakat.
Bali sebagai daerah yang warganya setiap hari menjalankan tradisi, diharapkan bisa menjadi percontohan misi pertahanan negara berbasis budaya. Komponen cadangan yang berbasis budaya dianggap penting, karena budaya yang bisa manyatukan masyarakat dalam mem bela negara.
“Saya melihat masyarakat Bali ini, dalam kehidupannya sehari-hari berbaur dengan tradisi dan kebudayaannya. Hal ini yang bisa juga dicontoh untuk bela negara,” ujar Sekjen MAKN Dra. HJ RA Yani WSS Kuswodijoyo,.
Selain itu komponen adat di Bali juga selama ini dianggal kuat dalan menjaga tradisi, seperti misalnya dengan adanya Desa Adat, pecalang, dan sebagainya yang tujuanya menjaga kebudayaan.
“Apalai kalau mereka memiliki dasar-dasar bela negara sebagai bentuk dasar penjagaan budaya, maka akan semakin ideal jika mereka juga diberikan keahlian semi militer,” ujarnya.
Karena itulah MAKN memfasilitasi sosialisasi pembentukan Komponen Cadangan sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional dalam Pertahanan Negara, dimulai dari Bali.
Sementara Nyonya Indrawati Gunarsa menambahkan, sosialisasi bela negara melalui pendekatan pendidikan formal melalui sekolah maupun kampus, perlu disinergikan dengan sosialisasi melalui pendekatan basis budaya.
“Sifat pendekatan berbasis nilai kearifan lokal yang lekat dengan kehidupan masyarakat, berdampak pada terbangunnya kesadaran bela negara pada masyarakat,” jealas Indrawati Gunarsa.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan RI mengadakan sosialisasi pembentukan Komponen Cadangan sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional dalam Pertahanan Negara. Sosialisasi berlansung di Museum Nyoman Gunarsa,, dengan melibatkan ratusan pecalang.